Minggu, 05 Oktober 2008

Hari Kemenangan

Alhamdulillah, setelah sebulan penuh berpuasa, saya dan keluarga masih berkesempatan merayakan hari Idul Fitri 1429 H bersama. Sekarang saya mau bercerita tentang mudik, lebaran, dan arus balik yang saya alami. Semoga apa yang saya ceritakan bisa bermanfaat bagi teman-temanyang membaca blog saya ini.Amin. Selamat membaca.

Bau arus mudik telah saya cium sejak 24 September 2008, dimana pada saat itu saya harus pulang ke bandung (biasanya kan di Cimahi di kosan) karena esok harinya saya mau menjemput saudara saya dari Rangkas Bitung (Banten) di terminal Leuwi Panjang.

Kamis, 25 September 2008, pukul 03.00 WIB, setelah saur, saya bergegas menjemput saudara saya. Kenapa saya ingin menjemput mereka?? Itu karena saya ingin menguji kemahiran saya dalam menyetir (baru lulus dari les nyetir seh). Keadaan jalan pada saat itu, kosong melompong, jadi saya enak nyetirnya. Haha.

Kemudian, pagi harinya saya harus meluncur ke Cimahi karena masih ada kuliah sampai hari Jumat.

Hari terakhir kuliah pun tiba, hari jumat, 26 September 2008. Saat itu hanya terjadwal 2 jam kuliah saja, yaitu kuliah Farmakologi, dosennya adalah “ayah” saya sendiri yang merupakan dokter tergaul se-Indonesia, dr. Maman (dibaca dr. Mamen). Saya duduk di kolom ke-3 paling pojok. Awalnya saya masih memerhatikan apa yang beliau ajarkan, tapi lama-lama …. (ya gitu deh). Saya melihat keadaan sekitar saya, disana terlihat raut wajah teman-teman sejawat saya yang teramat sangat bahagia, mungkin karena hari ini mereka akan pulang ke rumah masing-masing ( 80% teman saya berasal dari luar kota, jadi pasti mereka sangat rindu pada keluarganya). Setelah kuliah usai, kami saling bermaaf-maafan (ceritanya halal bihalal sebelum lebaran). Semoga saya bisa ikhlas memaafkan mereka dan mereka juga bisa ikhlas memaafkan kesalahan baik perbuatan maupun perkataan yang telah saya lakukan. Amin.

Setelah selesai bermaaf-maafan di kampus, sebagian anak kuntai berkumpul di Kuntai sejenak. Setelah itu, kami bermaaf-maafan lagi-lagi dan lagi. Tapi, waktu di kampus saya tidak sempat bermaaf-maafan dengan Icha “Jaga” Huluqi, habisnya dia langsung pergi begitu saja karena dia buru-buru mau mudik ke Medan. Eh, tapi icha balik lagi ke Kuntai karena ada yang ketinggalan. Lega rasanya udah maaf-maafan ama anak Kuntai soalnya hari-hari saya selalu diisi oleh keberadaan mereka dan pastinya saya banyak berbuat kesalahan pada mereka. Maavin saya ya!!! Selama ± 2 minggu, kita tidak akan bertemu untuk main poker atau sekedar bercanda tawa bersama. Pasti kalian akan merindukan saya. Haha.

Sesudah itu semua terjadi, saya pulang ke Bandung, seperti biasa saya nebeng Lulu (makasih Lulu).

Di rumah, saudara-saudara dan orang tua saya bergegas untuk pergi ke Cirebon karena ada acara gitu deh. Haha

Saya tidak ikut mereka karena besok saya mau bikin SIM. (Horeeeeey!!).

Pada sore harinya, saya di ajak a Tedi untuk buka puasa di luar. Kemudian saya, a tedi, dan teh hani pergi ke Ciwalk (Platinum). KENYANG!!!!

Hari sabtu, saya harus sudah ada jam 08.00 WIB di Polwiltabes untuk membuat SIM. Tak lama SIMnya pun selesai, Anda mau lihat??? (“nyombong” ceritanya mah)hehe.

Malam harinya, orang tu dan saudara saya telah tiba di Bandung (dari Cirebon). Keponakan saya(Azam dan Amani) yang bermukim di Cirebon, ikut ke Bandung karena mereka rindu pada saya. Haha.

Kami (saya, keluarga, saudara-saudara saya) berencana mudik ke Garut (kota asal ibu saya) pada hari Senin. Untuk mengisis kekosongan waktu kami bermai PS, nonton TV atau melihat ikan n kura-kura.

(baju hitam: aa Daffa. Baju biru: dude. Baju kuning :amani)

Hari senin pun tiba waktunya untuk mudik!!. Setelah saur, Pupung (yang membantu di rumah) pulang ke Lampung. Kemudian di susul oleh saudara-saudara saya yang mudik duluan ke Garut. Sedangkan saya dan keluarga akan menyusul mereka nanti malam.

(keadaan di dalam mobil sewaktu mudik. Baju merah: kani. Baju hitam : teh teti. Si kecil: amani).

Alhamdulillah, kami tidak mengalami kemacetan selama perjalanan menuju Garut. Berbeda dengan tahum-tahun sebelumnya, kami selalu mengalami kemacetan dari cicalengka sampai nagreg.

Sehari sebelum lebaran, Kami mengadakan pengajian di Garut bersama santri masjid yang ada di Garut dalam rangka mensyukuri nikmat dan karunia yang telah diberikan Allah swt. Kepada kami, terutama kepada keluarga saya. Terima kasih Ya Allah.

Jadi, sebelum pengajian di mulai, sebagai seorang wanita remaja yang masih single, saya sibuk mempersiapkan makanan untuk pengajian, berbuka puasa, dan lebaran.

Malam harinya, terdengar suara takbir (udah dari siang seh, tapi klo malem lebih kerasa gimana gitu). Tiba-tiba air mata saya mengalir begitu saja mendengar suara takbir. Haru, sedih (karena saya masih ingin menjalani bulan ramadhan (sadar karena ibadah saya di bulan ramadhan kali ini tidak maksimal) , senang (karena saya masih di beri umur untuk berlebaran di tahun ini) jadi satu. Semoga tahun-tahun berikutnya, saya dan keluarga serta orang-orang disekeliling saya masih bisa menikmati indahnya bulan ramadhan dan hari kemenangan. Dan semoga kami selalu di lindungi-Nya. Amin.

Lebaran pun tiba, pukul 03.30 WIB saya sudah terbangun dari tidur karena sebagai seorang wanita remaja yang masih single saya harus “membersihkan” rumah. Hehe.

Tak terlewatkan, saya dan ortu serta saudara-saudara saya, solat Ied bersama di masjid.

Setelah solat, kami bermaaf-maafan di rumah. Saat “salaman” ke orang tua dan kakang, saya berusaha menahan air mata. (sebenernya pengen nangis, tapi malu). Haha.

Mama, bapa, kakang, angga dan seluruh keluarga besar di garut, maafin ani ya!!! Maaf ani sering ngerepotin kalian, sering berbuat salah ke kalian, sering gak ngedengerin omongan kalian. Pokoknya, maafin ani!!! (yang ikhlas ya, maafinnya!!).

Udah maap2an, kami makan bersama. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menu utama lebaran kali ini adalah ketupat (nasi juga ada), sayur cabe, opor, gulei, bihun, sambel goreng kentang, kerupuk (centil dan asoy), serta makanan penutup dan sop buah. Yummy deh pokoknya.

(Mama dan hasil karyanya. Haha)

(mau berdoa sebelum makan)

(selamat makaaaaan!!!)

Habis makan, qta berkunjung ke makam kerabat yang telah pergi menghadap-Nya untuk mendoakan mereka. Ini udah tradisi kami dari tahun ke tahun.

Udah selese ziarah, qta kemabli lagi ke rumah dan melakukan aktivitas masing-masing (ada yang main PS, tidur, ngobrol-ngobrol, ngebaso, dll.) tak jarang banyak tamu yang bersilahturahmi datang ke rumah.

Sore harinya, kami pergi ke Cinta (suatu desa di garut yang amat sangat jauh dan menempuh jalan yang sempit, berbatu dan berkelok-kelok, namun pemandangannya amat sangat indah. Subhanallah.)dalam rangka membicarakan rencana pernikahan om saya. Tapi, setengah perjalanan, tanpa sepengetahuan mobil yang lain, mobil yang saya tumpangi bersama a tedi menghentikan perjalanan kami menuju ke Cinta karena a tedi khawatir akan mobilnya, jika melanjutkan perjalanan mobilnya harus di service, jika mobilnya di service, beliau tidak punya uang untuk bayar kosan. Nasib anak kost. Haha. Tapi, sebagai gantinya, kami pergi ke Garut Kota untuk makan baso parahyangan. Yummy!!

Di lebaran hari ke-2, saya pergi ke Cirebon (kota kelahiran bapa saya) ntuk bersilaturahmi dengan saudara2 saya di sana. Perjalanan yang kami tempuh, Alhamdulillah lancer-lancar saja walau terkadang mengalami macet yang tak berarti.

Klo di Cirebon, karena saya tidak begitu akrab dengan saudara saya disana, jadi saya hanya diam di kamar sambil main laptop. Haha.

Hari sabtu malam, saya meluncur ke Bandung.

Itu artinya, perjalanan mudik saya BERAKHIR.

Tidak ada komentar: